Pengertian Mutu Beton K200, k225, dan k300

pengertian k300

Share This Post

Pengertian Beton

Beton adalah campuran dari agrgat kasar dan agregat halus seperti pasir bersama sebagai satu kesatuan. Membuat beton dengan baik dengan rasio bahan yang tepat, setiap partikel himpunan akan dicakup oleh
pasta semen, dan rongga antara butiran yang diisi dengan semen. Beton menjadi bahan yang sangat dibutuhkan dan sering dipergunakan untuk
sebagian besar pekerjaan konstruksi dibandingkan dengan bahan struktur lain. Bahan-bahan penyusun beton adalah :
1.Agregat halus (pasir)
2.Agregat kasar (kerikil)
3.Semen
4.Air

Pengetian Mutu Beton k200, k225, dan k300

Mungkin sudah tidak asing lagi istilah mutu beton k300 atau k200 bagi anda yang bekerja di bidang konstruksi dan bangunan, namun mungkin bagi orang awam istilah tersebut masih terdengar asing.
pada kesempatan baik ini, kami akan membahas mengenai pengertian mutu beton k200. k225, k300. Mulai dari pengertian mutu beton k200 sendiri adalah jenis beton yang dapat menahan beban 200 kg/cm2 pada bidang beton setelah beton kering umumnya berkisar 28 hari.
Sedangkan mutu beton k225 adalah jenis beton yang mampu menahan beban 225 kg/cm2 pada bidang beton. sedangkan untuk mutu beton k300 adalah jenis beton yang mampu menahan beban 300 kg/cm2 pada bidang beton.
Jika disetarakan dengan standar terbaru, maka beton K 300 ini sama dengan FC`24,90 Mpa. Peraturan ini mengacu pada SNI 2847-2013 atau PBI 1971. Perbedaan keduanya adalah dari benda uji yang digunakan.

Penggunaan Mutu Beton k200, dan k300.

Pada mutu beton K, maka benda uji yang digunakan berbentuk kubus berukuran 15 x 15 x 15 cm. Sedangkan pada standar FC, maka benda yang digunakan adalah silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Sedangkan perbandingannya adalah 1:0.83.
Konversi dari MPa ke K dapat dipahami melalui ilustrasi berikut:
1 MPa = 1 N/mm2 = 10 kg/cm2.
Anda dapat memanfaatkan kualitas beton ini dalam konstruksi bangunan dua lantai.
Sedangkan Beton K 200 dapat menjadi solusi untuk kebutuhan konstruksi non struktural. Kualitas beton ini cukup baik karena setara dengan 16,6 Mpa. Oleh karena itu, cukup kuat untuk digunakan sebagai lantai, dinding, dan atap.

Cara Uji Mutu Beton

1.Metode Slump Beton

salah satu cara uji mutu beton adalah dengan uji slump beton dimana untuk mengetahui banyaknya air yang dibutuhkan. Oleh karena itu, pengujian slump dapat memberikan informasi tentang kekurangan, kelebihan atau kekurangan air yang digunakan dalam campuran beton.
Secara umum, tujuan pengujian slump adalah untuk menentukan tingkat pengenceran campuran beton segar yang disiapkan. Efek pengenceran ini memiliki keuntungan untuk memastikan kemampuan kerja beton.

Proses pengujian slump berdasarkan pada SNI 1972-2008 dan ICS 91.100.30. Proses uji slump terdapat beberapa tahapan diantaranya meliputi :

1.Membasahi cetakan kerucut abrams dan platnya dengan memakai kain basah
2.Meletakkan cetakan berada di atas plat
3.Mengisi kerucut abrams dengan 1/3 beton segar lalu dipadatkan dengan memakai batang logam secara merata dengan melakukan penusukan. lapisan yang ditusuk pada bagian tepi dengan menggunakan besi miring sesuai dinding cetakan. Pastikan besi yang dipakai menyentuh pada bagian dasar. Anda perlu melakukan penusukan sekitar 25-30 x tusukan.
4.Mengisi kembali cetakan kerucut dengan 1/3 bagian beton segar (2/3 beton segar dalam cetakan secara menyeluruh), lalu melakukan penusukan sebanyak 25-30 x tusukan. Usahakan untuk menusuk besi pada lapisan pertama.
5.Mengisi 1/3 beton segar ke dalam cetakan sesuai langkah sebelumnya
6.Setelah melakukan pemadatan, selanjutnya meratakan permukaan benda uji. Anda dapat menunggu kisaran waktu ½ menit. Anda dapat membersihkan kelebihan beton di luar cetakan dan plat selama proses menunggu.
7.Mengangkat cetakan secara perlahan tegak lurus ke atas
8.Mengukur nilai slump dengan cara membalikkan kerucut abrams di sampingnya memakai beda tinggi rata-rata dari benda uji
9.Nilai toleransi slump pada beton segar kurang lebih 2 cm
10.Apabila nilai slump sudah sesuai dengan standar, maka beton segar dapat dipakai.

Umumnya, kisaran nilai slump yang dipakai berkisar 8-12 cm. Apabila nilai slump berkisar 0 cm maka nilai workabilitas beton jelek. Nilai ini biasanya ditujukan pada beton non pasir. Nilai slump dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti nilai fas dan bandingan lurus. Artinya, jika nilai as kecil, maka nilai slump kecil maupun sebaliknya.

2.Uji Core Drill

Hal yang harus diperhatikan disini adalah pada saat pengambilan sampel beton jangan sampai merusak struktur bangunan atau mengenai tulangannya. Sampel ini kemudian akan diuji crusing test, meskipun sangat beresiko namun pengujian ini dapat dikatakan sangat akurat karena menggunakan sampel beton yang sudah jadi.

3.Hammer test

Pengujian dilakukan pada 20 titik, namun pastikan permukaan beton yang akan diuji sudah rata dan bila belum rata harus diratakan lebih dulu menggunakan gerinda.
Hasil pengujian ini kemudian akan dihitung menggunakan standar deviasi untuk mengetahui kekuatan maupun tegangan karakteristik beton. Dari hasil inilah kita dapat mengetahui mutu beton.

4.Pengujian Ultrasonik atau Ultrasonic non Destructive

Pengujian ultrasonik dilakukan menggunakan alat ukur kekerasan yang telah menerapkan gelombang ultrasonik dalam pengukurannya. Gelombang ini akan dirambatkan pada beton untuk mengetahui mutu dan kualitas beton.

Pengujian ultrasonik sendiri mempunyai beberapa kelebihan seperti :

Dapat mendeteksi keretakan beton serta kedalamannya.
Menguji homoginitas beton.
Pengujiannya tanpa merusak.
Mendeteksi kerusakan permukaan serta perubahannya.
Dapat mengukur modulus Elastisitas beton.
Termasuk pengujian yang paling mudah dilakukan dengan hasil yang akurat.

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore

Tunggu Apa Lagi ?

Segera hubungi kami dengan mengeklik tombol dibawah ini