Share This Post

Di masa puncak perkembangan zaman Romawi ada lebih dari 400.000 Km jalan dibangun dan lebih dari 80.500 Km telah ditaburi dengan batu – batu di atasnya. Sehingga jalanan – jalanan tersebut telah menghubungkan sekitar 113 provinsi yang dimiliki oleh Kekaisaran Romawi. Dan bila dirata – ratakan, maka dapat mencapai angka 32 km per hari untuk pergerakan 1.000 pasukan setiap harinya. Melalui jalan besar dan rata pasukan infantri maupun kavaleri Romawi dapat mampu bergerak dengan cepat. Para teknisi Romawi ketika membangun jalan selalu membuat arah jalan tersebut lurus. Dengan arah jalanan yang lurus maka jarak yang ditempuh oleh para pasukan juga akan menjadi lebih efisien.

Sejarah Paving Block Era Modern

Penggunaan paving block beton untuk jalanan pertama kali dipakai di Netherlands setelah perang dunia ke II. Pada awalnya menggunakan bata sebagai bahan perkerasan di Netherlands sebelum perang dunia ke II. Akan tetapi, karena persediaan bata pada saat itu mulai menipis maka paving block digunakan sebagai gantinya. Setelah perang dunia ke II, paving block mulai banyak dipakai pada hampir seluruh jalanan di Rotterdam. Teknologi ini menyebar dengan cepat ke Jerman dan Eropa Barat sebagai metode yang berguna untuk trotoar pejalan kaki maupun kendaraan beroda. Saat ini paving block beton yang dipasang sebagai standar permukaan aspalan di Eropa sudah lebih dari 100.000.000 m2 setiap tahunnya.

Sejarah Paving Block di Indonesia

Di Indonesia sendiri pemakaian paving block mulai dikenal serta dipakai sejak tahun 1977 atau 1978, Pemasangan dimulai dengan pemasangan trotoar di jalan Thamrin dan untuk terminal bus kota di Pulogadung, Proyek keduanya dimulai di Jakarta. Pada saat ini paving block sudah tersebar pemakaiannya hampir di seluruh kota di Indonesia, baik itu digunakan sebagai tempat lahan parkir mall / plaza, hotel, tempat rekreasi, tempat bersejarah, tempat publik untuk terminal, maupun untuk jalan setapak dan perkerasan jalan lingkungan pada kompleks – kompleks perumahan bahkan hingga ke pemakaian normalisasi BKT ( Banjir Kanal Timur ) di daerah Jakarta Timur.

Paving block atau conblock sendiri merupakan suatu komposisi berbentuk segmen – segmen kecil yang terbuat dari beton. Biasanya paving block dibuat dengan bentuk segi empat / segi banyak yang dipasang dengan sedemikian bentuk sehingga dapat saling mengunci. Material ini dipasang untuk mengeraskan bagian lahan – bagian bangunan agar permukaannya menjadi rata dan stabil. Paving Block terbuat dari campuran semen portland / bahan perekat hidrolis lainnya yang dibuat dengan peralatan mekanis memiliki mutu yang tinggi. Bahan – bahan yang dicampur dalam perbandingan tertentu sesuai dengan kegunaan dan mutu yang direncanakan sebelumnya, yang kemudian dicetak dan dipadatkan dengan getaran. Setelah dibuka dari cetakannya, paving block harus disimpan pada tempat yang terlindung dari panas matahari langsung dan hembusan angin yang berlebihan. Sehingga menghasilkan paving block yang berkualitas, kuat, presisi dan tentunya dengan harga yang ekonomis.

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore

Tunggu Apa Lagi ?

Segera hubungi kami dengan mengeklik tombol dibawah ini